Rabu, 08 Januari 2020
Tersinggung Adalah Hak Semua Orang
Penulis dalam perjalanan hidupnya telah tinggal diberbagai tempat, jauh dari orang tua, meninggalkan keluarga dikampung. Dalam perjalanan itu pula penulis berjumpa dengan berbagai macam orang, berteman dengan banyak sekali orang, mengalami berbagai kejadian-kejadian yang tidak mungkin bisa penulis lupakan.
Jauh dari keluarga membuat penulis lebih menghargai pertemanan, karena penulis yakin teman juga merupakan keluarga penulis, walaupun tidak sedarah setidaknya kami lebih dari bersaudara.
Penulis dalam percakapan sehari-hari dengan teman-teman penulis sering kali menggunakan makian atau perkataan-perkataan kasar yang mana menurut penulis merupakan suatu bukti nyata adanya hubungan emosional yang kuat diantara kami.
Perkataan-perkataan kasar ini merupakan hal yang biasa dalam lingkup pergaulan penulis, sehingga penulis sepakat dengan pendapat yang mengatakan terkadang makian-makian itu bisa mempererat hubungan.
Sampai suatu hari penulis menyadari bahwa terkadang orang bisa mendadak tersinggung jika suatu perkataan atau tindakan itu dilakukan diwaktu yang tidak tepat. Penulis punya cerita dimana suatu hari teman penulis si Surti sedang sakit, dan si Juminten sedang berada dikos Surti, saat itu penulis mempunyai rasa terhadap si Surti yang mana penulis sebagai lelaki tampan yang karismatik ingin menunjukkan rasa peduli terhadap Surti. Penulis mengatakan " angkat kakilah dari kos Surtik, nyemak aja pun" kepada si Juminten, maksud perkataan penulis bertujuan agar si Juminten segera pergi membiarkan si Surti istirahat dengan menggunakan sedikit metafora.
Juminten merasa tersinggung dengan perkataan penulis, disaat itu penulis tidak bisa berkata apa-apa. Penulis dan Juminten adalah teman, yang mana terkadang dalam percakapan sehari-hari kami menggunakan perkataan-perkataan kasar dan segala macam makian.
Penulis juga pernah membuat seseorang tersinggung dengan mengatakan sesuatu yang bukan ditujukan kepada orang tersebut. Penulis sering kali menyinggung seseorang tanpa penulis sadari.
Saat ini penulis berusaha berbicara lebih sedikit dan mendengarkan lebih banyak, walaupun penulis percaya bahwa tersinggung adalah hak semua orang, tapi yang tersinggung belum tentu benar. Terkadang seseorang seringkali tersinggung tanpa tau maksud dari perkataan atau tindakan.
Penulis : Angga Rambe
Semester : 1
HmI Hukum UIR adalah salah satu komisariat HmI yang berada dibawah Naungan HmI cabang Pekanbaru. Komisariat HmI yang satu ini mengambil zona pergerakannya di Kampus Universitas Islam Riau (UIR), Atau lebih tepatnya berada difakultas Hukum UIR Pekanbaru. Oleh karna zona pergerakannya berada difakultas Hukum UIR, Maka Komisariat HmI ini melekat Akrab dengan sebutan HmI Hukum UIR.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Daerah bebas berekpresi...!!! Silakan berkomentar semaunya asal tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), Komentar yang mengandung Unsur SARA akan dihapus.
TTD
REKI WAHYUDI
Admin Blog HmI Hukum UIR