SELAMAT DATANG DIBLOG RESMI HMI KOMISARIAT HUKUM UIR, TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI...!!!

Rabu, 08 Januari 2020

Rumahku Itu Sekretariat Himpunanku


     Rumah itu bukan bangunan kokoh yang terbuat dari batu, tempat berlindung dari hujan dan panasnya terik matahari, bukan juga tempat dimana antum dilahirkan dan dibesarkan, karena rumah bisa jadi penjara ketika kau tidak menemukan kenyamanan.

     Rumah adalah tempat dimana kau bisa merasa nyaman, tempat dimana kau bisa menjadi dirimu sepenuhnya, tanpa ada batasan tanpa ada larangan.

     Smp di 2 sekolah yang berbeda, dan Sma di 4 sekolah, 6 tempat berbeda, lingkungan berbeda, pergaulan berbeda tapi tidak ada yang memberikan kenyamanan seperti saat penulis masuk kehimpunan yang tercinta ini, himpunan yang mengubah warna darah dan tulang penulis, dari merah putih ke hijau hitam.

     Awalnya masuk hanya sekedar ajakan dari teman, yang kemudian berubah menjadi tempat yang tak terlupakan. Malam keakraban, acara himpunan pertama yang membuat penulis mengakrabkan diri dengan yang lainnya, 3 hari 2 malam yang menjadi awal mula dari segalanya. Dinamika-dinamika yang terjadi saat itu merupakan momen yang tak terlupakan walaupun lebih kemenyakitkan daripada indah, karena penulis terkena demam keesokanharinya.

     Ajakan dari salah satu senior andalan penulis untuk menghadiri acara Musyawarah Nasional Alumni Himpunan membuka minat penulis untuk lebih aktif lagi. Telpon dari senior jam 2 pagi mengajak penulis untuk ngopi-ngopi membuat penulis membangun hubungan emosional yang kuat terhadap senior-senior andalan dihimpunan. Karena dalam menjalin suatu hubungan yang terpenting adalah kedekatan emosional.

     Suasana disekretariat membuat penulis merasa nyaman, bercandaan receh yang dilontarkan membuat penulis merasa lebih hidup. "Ayam berkokok diatas genteng, sini rokok biar aku ganteng" "ayam berkokok diatas genteng, jangan merokok biar ganteng" jokes receh yang membuat penulis tertawa karena diperagakan seperti palang pintu.

     Makan diatas kertas nasi yang menyambung tanpa terputus, dengan satu kertas nasi bisa sampai 4 orang, berbaris dempet-dempetan dengan sayur kol andalan yang selalu hadir, merupakan budaya di komisariat penulis, yang mana merupakan salah satu hal yang penulis rindukan.

     Masih banyak hal yang ingin penulis sampaikan, tapi apalah daya dikarenakan kemampuan penulis yang jelek dalam merangkai kata, penulis bingung bagaimana menyampaikannya.


Akhirul kalam

Bahagialah Hmi
Jayalah Kohati
Yakin Usaha Sampai

Penulis : Angga Rambe
Semester : 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daerah bebas berekpresi...!!! Silakan berkomentar semaunya asal tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), Komentar yang mengandung Unsur SARA akan dihapus.

TTD

REKI WAHYUDI
Admin Blog HmI Hukum UIR