Jika suatu Rumah tangga diibaratkan sebuah biduk, dan Negara diumpakan layaknya sebuah Kapal. Apabila demikan pertanyaan yang muncul adalah siapa sesungguhnya yang berperan terhadap kapal ini? Secara reflektif yang berperan ialah "Sang Kapten". Tetapi jika berkontenplasi sejenak, merenung, berpikir secara mendalam dan fundamental jawabanya adalah "sang navigator" sebab ia pula lah yang menentukan arah dan kemana kapal hendak berlayar.
Apabila demikian, maka "sang pengemudi" juga layak dinobatkan sebagai tuan peran terhadap kapal sebab ia adalah pengontrol kemana kapal atau barangkali "sang masinis" yang menjadi tulang punggung bergerak atau tidaknya sebuah kapal sebab ia pulalah yang menggerakkan kapal, lalu kemudian dipikirkan lagi masih ada "sang direktur sosial" yang memastikan bahwa setiap awak kapal supaya berfungsi sesuai tugas, pokok, dan fungsinya. Dilibatkan dan berkomunikasi.
Melihat kondisi ini sebetulnya ada yang tertutupi, ada pengambil peran yang tidak terlihat umum, peran yang kerap kali dilupakan, peranya yang mampu menggerakkan semua "sang fungsionaris kapal" tadi terkesan amat penting, krusial, dan menentukan arah gerak kapal.
Dialah "sang desainer" dari kapal yang selalu dan konsisten menjalankan peran kepemimpinan.
Tiada guna ketika sang kapten memerintahkan awak kapal untuk "belok tiga puluh derajat ke sisi kanan atau kiri" jika sang desainer pembuat kemudi kapal medesain kemudi kapal apabila belok membutuhkan waktu 5 jam atau bahkan 10 jam untuk belok ke kiri atau kanan sementara sesuatu yang akan berbenturan dengan kapal amatlah dekat.
Sang desainer mestilah memiliki kemampuan integratif sehingga dengan kemampuanya itu diharapkan mampu segala sesuatu yang terjadi bisa begerak secara praktis (mudah) dan kolektif.
Esensi dari pada sang desainer ialah merancang bagian-bagian yang cocok antara satu dengan yang lainya dan mampu bersinergi, bekerja sama sebagai satu kesatuan. Seorang desainer selalu konsisten memahami dan mempelajari keseluruhan.
Perhatian yang paling utama dari desainer adalah medesain gagasan-gagasan, ide-ide, konsep-konsep sehingga mampu menjadi ide-ide yang mengatur tujuan, visi, dan nilai-nilai yang hendak ditanamkan dalam rangka kemaslahatan umat dan bangsa.
Maka, mendesain organisasi adalah mendesain "Puzzle" satu persatu, mengatur bagian-bagian terpisah, bagian-bagian yang tercecer sehingga sedemikian itu terbentuk secara utuh.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Daerah bebas berekpresi...!!! Silakan berkomentar semaunya asal tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), Komentar yang mengandung Unsur SARA akan dihapus.
TTD
REKI WAHYUDI
Admin Blog HmI Hukum UIR