SELAMAT DATANG DIBLOG RESMI HMI KOMISARIAT HUKUM UIR, TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI...!!!

Jumat, 25 Oktober 2019

Ayoo Mencoblos..!! : "Capresma dan Cawapresma Demi Hidupnya Demokrasi UIR 2019"



       Pemilihan Umum untuk memilih Capresma dan Cawapresma UIR yang akan diselenggarakan tanggal 30 Oktober 2019 tinggal menghitung hari. Pemilu merupakan suatu proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik. Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang sudah memiliki hak suara di harapkan menggunakan suaranya demi terselenggaranya proses demokrasi di UIR.
     
       Suara mahasiswa berperan sangat penting demi perubahan dan kemajuan demokrasi di lingkungan UIR agar menjadi lebih baik kedepannya. Penulis mengajak seluruh mahasiswa untuk memilih sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan UIR.

       "Himbauan dan dukungan saya terlebih kepada mahasiswa agar dia ikut memilih, supaya tergerak hatinya untuk tidak golput, " ujar Rahmat Kurniawan (salah satu mahasiswa penjaskesrek UIR).

       Sebagai agen of change, mahasiswa di tuntut bersama-sama menciptakan, mewujudkan pemilu dalam pemilihan Capresma dan Cawapresma nanti sebagai pemilu yang damai, rukun, berkualitas, beradab dan demokratis. Jangan sampai kita tampilkan ketegangan karena ini bukan perang.

       Mari menyongsong pemilu dalam pemilihan Capresma dan Cawapresma agar terlaksana secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

"Ingat, 30 Oktober 2019, hari pemilihan Capresma dan Cawapresma UIR 2019. ayoo ke TPS..!!!.

Penulis berharap kepada pemilih agar memilih pemimpin yang bersikap adil, profesional, mempunyai pengetahuan , pengalaman berorganisasi serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.

Penulis     : REKI WAHYUDI
Semester : 3
Jurusan   : Ilmu Hukum

Minggu, 20 Oktober 2019

"Sukarelawan Mahasiswa Fakultas Hukum UIR"



       Tim sukarelawan FH yang terdiri dari 6 orang di antaranya yaitu Fius, Reki, Boi, Putra, andi, dan yudha. Beberapa hari yang lalu kami melakukan sebuah pekerjaan yang begitu sederhana dengan tidak mengharapkan upah atau imbalan dalam bentuk lain.

       Kesukarelawanan umumnya dianggap sebagai kegiatan altruistik di mana seorang individu atau kelompok memberikan layanan tanpa keuntungan finansial atau sosial "untuk menguntungkan orang lain, kelompok atau organisasi".

       Berawal dari  sebuah lingkungan yang mulai terlihat tak berseri, tak rapi dan tak tampak indah seperti biasanya. kami bukanlah sekelompok pengamat lingkungan!  Iya benar,  tapi kami sebagai agen of change, agen of control & agen of social yang kritis dalam menanggapi berbagai gejala politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Maka tak ada batasan bagi kami sebagai mahsiswa dalam mengamati dinamika globalisasi pada dunia ini baik dalam ruang lingkup besar maupun kecil.  
 
       Mahasiswa itu tidak hanya sekedar aktif di dalam bidang akademik namun juga harus berusaha untuk berperan di berbagai kegiatan seperti pembersihan untuk istana kita sendiri yaitu FH yang kita banggakan, benar kata para ahli jangan mengharapkan apa yang kamu terima, namun berusahalah apa yang kamu berikan.
Jangan kau tanyakan berapa rupiah yang kami dapatkan, tapi tanyakanlah kenapa kamu mau melakukannya?. Dan disaat itu juga aku akan mengajakmu untuk duduk bersama dan akan aku ceritakan betapa pentingya menjaga rumahku sendiri. "Ini lah yang kami jadikan prinsip oleh tim sukarelawan, ( ujar Reki, salah satu penggagas pergerakan Lingkungan Sehat di FH Uir).

       Sebagai gambaran baik maupun buruk tergantung dari sudut pandang mana orang menilainya. Hal ini kami tak peduli! intinya kami sangat senang sebab kami mengerjakan nya dengan sukarela karna kami hanya ingin FH yang berakreditasi ( tidak hanya dalam bidang akademik namun juga harus di imbangi oleh bidang kenyamanan melalui beberapa aspek, diantaranya( kebersihan lingkungan) yang membawa dampak sehat bagi masyarakat FH UIR.

       Namun apa yang terjadi berbanding terbalik terhadap sudut pandang Mahasiswa lain nya, mengapa tidak? Kegiatan sederhana tersebut mendapat tanggapan negatif dari berbagai mahasiswa dengan iming-iming  mendapatkan job dari pimpinan padahal itu tidak sama sekali. Banar kata aristoteles bahwa suatu perbuatan kecil akan mendapatkan tanggapan besar oleh masyarakat dan suatu perbuatan besar akan mendapatkan tanggapan sedikit oleh masyarakat.

       Padahal kami selaku tim sukarelawan bekerja tidak ada berdasarkan perintah namun hati kamilah yang ingin mengabdikan diri untuk kemajuan FH agar menjadi FH yang tidak hanya bermartabat namun juga ramah lingkungan.

penulis berharap kepada mahasiwa terkhususnya mahasiswa yang apatis dan mahasiswa yang aktif pada umumnya untuk mau meluangkan waktunya demi kenyamanan kita semua yaitunya dengan membersikan intana kita sendiri.....

Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada senior saya kanda Syahdi, afif, tahnia, dan sejawat saya yakni Yudha, Boi, serta putra. Atas berkat merekalah tulisan ini menjadi sangat berharga bagi penulis.

penulis : REKI WAHYUDI
semester : 3

Jumat, 18 Oktober 2019

"Dinamika Pemilihan Ketua Dema Fakultas Hukum UIR Periode 2019-2020"

  
Reki wahyudi


     Pemilihan ketua DEMA FH periode 2019-2020 ini sebenarnya sudah lama direncanakan namun tak kunjung Terealisasi. Hal ini disebabkan oleh, berbagai hambatan salah satunya kabut asap yang menyelimuti kota Pekanbaru yang berdampak buruk sehingga kegiatan perkuliahan diliburkan dalam jangka waktu tertentu.

       Sebagai KPU di tingkat FH, lantas apakah PPRM diam? Tidak, PPRM dengan begitu antusias berusaha menyiapkan acara pemilihan ketua DEMA ini. Benar kata pepatah usaha tak menghianati hasil, dalam waktu singkat PPRM menyelenggarakan acara ini  pada Tanggal 14 Oktober 2019 di ruang 1.08 lantai 1 FH dari jam 8.00  pagi hingga 20.00 WIB (malam). Sungguh  alangkah hidup demokrasi pada sidang beberapa hari yang lalu,  perdebatan ilmiah dengan penuh retorika dari tim sukses masing-masing kandidat. Mereka saling adu argument,  yang menjelma bak pantun berbalas. Lagi-lagi benar  kata orang "anak hukum itu identik dengan pandai berbicara namun harus berkualitas".

     "Logika tanpa logistik adalah anarkis" itu lah cuitan yang paling keras terdengar  ketika sidang pemilihan ketua DEMA FH  berlangsung dan di picu oleh permasalahan "bahwa calon ketua DEMA harus mempunyai pengalaman di DEMA ! " kemudian pihak 01 tidak menerima itu karna ia belum mempunyai pengalaman di DEMA namun dalam Daulah mahasiswa tidak di atur mengenai yang di opsikan salah satu pihak 02.

     Tahap pemilihan pada sidang tata tertib inilah yang di tunggu -tunggu oleh pemilih. Pemilih yang merupakan delegasi 1 orang per kelas dan 2 orang dari HMJ dengan jumlah suara sah 34 di mana pihak lexi(01) mendapatkan jumlah suara 12 sedangkan pihak Jeklin(02) memperoleh jumlah suara dalam pemilihan umum 22 artinya Jeklin terpilih sebagai pemenang dan di tetapkan ketua DEMA terpilih periode 2019-2020.

      Silahturahmi antar masing-masing pihak pun tak terputus begitu saja setelah ditetapkannya salah satu pihak sebagai pemenang yaitu saudara Jecklin. Kedua pihak pun menyatakan bersatu dan saling berjabat tangan sesama mereka agar semakin kuat dan eratnya serta tidak adanya permusuhan antar sesama mahasiswa hukum.

Penulis berharap untuk kedepannya dalam pemilihan ketua DEMA ini tidak ada lagi pemilihan dalam bentuk sidang sebab memberikan kesan yang buruk, dan penulis meminta agar pemilihan ini di laksanakan secara LUBER DAN JURDIL seperti halnya Pemira tanpa harus melalui sidang paripurna.

Mungkin hanya itu yang dapat penulis ungkapkan sesuai dengan pemikiran dan sikap yang sesuai dengan hati penulis. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari saudari Tania dan Cici Hamidah sehingga tulisan sederhana ini dapat di selesaikan dengan cukup baik.

besar harapan penulis sekiranya jika ada masukan dan kritikan yang membangun dan penulis dengan senang hati untuk berlapang dada serta senantiasa membuka tangan. 
Sekian dan terima kasih.

penulis : REKI WAHYUDI
semester : 3