SELAMAT DATANG DIBLOG RESMI HMI KOMISARIAT HUKUM UIR, TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI...!!!

Kamis, 16 April 2020

Kabid Hukum dan HAM HMI Cabang Pekanbaru : Preventif Pemko Pekanbaru terhadap PHK atas Kebijakan PSBB


          OLEH : Nanda Pratama Prayugo


Pekanbaru - Wabah virus corona memberi dampak yang cukup mengerikan bagi perekonomian di Indonesia. Ancamannya bahkan bisa menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Presiden Joko Widodo memgambil kebijakan work from home (WFH) untuk menekan angka penyebaran pandemic COVID-19. Juga menegaskan kepada para pengusaha agar jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru Heri Kurnia S.E melalui Ketua Bidang Hukum dan Ham HMI Cabang Pekanbaru meminta kepada pemerintah Kota Pekanbaru untuk menginstruksikan kepada para pengusaha agar jangan sampai terjadi PHK selama masa pandemic sesuai  dengan pernyataan Jokowi.

"Jangan sampai banyak PHK yang terjadi tanpa mekanisme yang sesuai dengan Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Sebab “ di UU Ketenagakerjaan , PHK tidak boleh dilakukan sembarangan. PHK tidak sah sampai ada putusan lembaga perselisihan hubungan industrial”. Karena dalam UU 13 Tahun 2003 : UU menjamin (hak) pekerja yang sakit dan dalam kondisi darurat”. Apalagi pada hari jumat, 17 April 2020 mulai di berlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru. Ujar Nanda Pratama Prayugo.

Disamping itu kita juga berharap perusahaan-perusahaan dapat menemukan solusi lain seperti jam kerja karyawan yang dikurangi dan gaji yang di sesuaikan juga, supaya tidak terjadi gelombang PHK yang lebih besar lagi.

Pemerintah juga dapat mempercepat peluncuran program Kartu Pra Kerja, yakni kartu pra kerja adalah program pemerintah pusat berupa pemberian pelatihan dan insentif, demi mengantisipasi para pekerja yang di-PHK selama wabah COVID-19.

Untuk menghadapi Pandemi COVID-19 ini memang gak bisa sendirian, tapi dengan saling Peduli Kita Bisa Menang .”Ujarnya

Rabu, 08 April 2020

Cegah Penyebaran Corona, HPMKM Gandeng FORKOPIMCAM Lakukan Penyemprotan DIsinfektan


                   OLEH : REKI WAHYUDI

     Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nonalam berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya preventif guna memutus mata rantai penyebaran terhadap masyarakat yang saat ini sudah semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara diiringi jumlah kasus dan/atau jumlah kematian.

     Untuk itu Himpunan Pemuda Mahasiswa Kuantan Mudik (HPMKM) gandeng Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOPIMCAM) Kuantan Mudik dalam membantu pemerintah melakukan kegiatan pencegahan Covid-19 dengan melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa titik di lingkungan masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik, Selasa (07/04/2020).

     Seperti yang dikatakan Reki Wahyudi, Sekretaris Umum HPMKM di Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuansing, Riau. Ada lima titik dilakukan penyemprotan disinfektan diantaranya Kantor Camat, Masjid Al-Ikhlas desa Kasang, Pasar Lubuk Jambi, Masjid Sa'adah Pasar Lubuk Jambi dan Masjid Al-Hidayah desa Seberang Pantai, Ujarnya.

 “Kegiatan ini langsung didampingi oleh Sada Risnah, S.Stp., M.Si-sebagai Camat Kuantan Mudik, Kapten ARH Jufri Sakaria-sebagai Koramil Kuantan Mudik, Mara Enda-sebagai perwakilan Kapolsek Kuantan Mudik dan Masni, S.St., Mkm-sebagai KA. UPTD Kesehatan Lubuk Jambi”, Tambahnya.

     Penyemprotan disinfektan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah Covid-19, dengan harapan virus tersebut tidak merebak di Kecamatan Kuantan Mudik pada khususnya. Hal demikian mendapat apresiasi dari Camat Kuantan Mudik.

"Terima kasih kami ucapkan pada mahasiswa yang berinisiatif dalam rangka mencegah Covid-19 dan  kami bangga terhadap mahasiswa sebagai agen of change dengan harapan semoga dengan adanya kegiatan aksi peduli ini dapat membantu pemerintahan Kecamatan Kuantan Mudik pada khususnya", Ujar Sada Risnah selaku Camat Kuantan Mudik.

    Disela-sela penyemprotan disinfektan ini Masni selaku UPTD Kesehatan juga berharap kepada mahasiswa untuk menyampaikan selalu menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan edukasi terhadap masyarakat guna meningkatkan kesadaran akan bahayanya virus corona serta masyaralat jangan malu ketika di katakan sebagai status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan segera memberikan notifikasi kepada kepala desa tertentu.

     Kegiatan ini berjalan lancar dan baik sesuai dengan yang direncanakan dan Alhamdulillah masyarakat menyambut baik kedatangan dari HPMKM dan FORKOPIMCAM untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan dalam rangka  mencegah covid-19 yang sedang mewabah, sehingga bisa mengurangi kekhawatiran warga atas wabah virus corona ini.

     Terkait dengan upaya pencegahan Covid-19, perwakilan Kapolsek Mara Enda juga mengatakan bahwa kurangi tempat keramaian dan tetap stay at home atau tetap berdiam diri di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

   Kesadaran masyarakat sangat minim terhadap upaya untuk mencegah virus corona yang sedang mewabah di Negeri ini, maka kepada mahasiswa mohon untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat saat penyemprotan dilakukan". Pinta Jufri selaku Koramil.

     Oleh karenanya Akhdiva Elfi Istiqoh selaku Ketua Umum HPMKM mengatakan terima kasih kepada segenap jajaran Unit Pimpinan Kecamatan ( UPIKA) Kuantan Mudik dengan adanya  kegiatan ini mempertegas peran mahasiswa yang akan terus hadir dalam setiap permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat. Semoga dengan upaya ini dapat segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan kita bisa kembali beraktifitas kembali seperti biasa.

Lawan Corona Dengan Menjaga Wudhu


                     OLEH : Reki Wahyudi
                             Semester : 4
                               HMI P3A

     Setiap makhluk pasti mati. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula". (QS Az Zumar : 30). Tiada ciptaan abadi yang diberi sang pencipta. Dilahirkan dari rahim yang sama namun ditakdirkan dengan batas waktu ditentukan oleh Allah SWT selama hidup di dunia (sementara). Bahkan malaikat pencabut nyawa pun nantinya juga akan merasakan mati dan hanya Allah lah yang kekal. Perbedaan kematian hanya dari segi waktu, usia dan keadaan. tiada satupun makhluk dapat meramalkan kapan kematian itu tiba. Teknologi yang di agung agungkan  selama ini oleh seluruh dunia belum seberapa dibandingkan dengan kebesaran kuasa Allah SWT.

     Beberapa minggu lalu dunia dikejutkan dengan adanya bencana berupa virus corona atau dikenal Covid-19 dengan serangan bersifat biologis. Apakah Covid-19 merupakan suatu takdir dilimpahkan Allah? Jika memang demikian kita tidak perlu lari dari kenyataan karena Allah telah berfirman : "lari itu sekali kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melalaikan dari kematian atau pembunuhan, dan jika kamu terhindar dari kematian kamu tidak juga mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS Al Ahzab : 16). Banyak korban berjatuhan di Negara maju maupun Negara berkembang. Masyarakat, Bangsa dan Negara khawatir Covid-19 ini berkelanjutan mencari mangsa tanpa membedakan umat. Umat tak berdosa ikut berjatuhan, ini ujian apakah ia tetap berpegang pada keimanan yang dianut kepercayaannya itu. Sementara umat berdosa Allah berikan Azab agar mereka bertobat supaya mematuhi dan melaksanakan segala perintah serta melawan setiap larangan Allah haramkan.

     Perusakan secara fisik merusak kehidupan dunia namun perusakan secara batin menghancurkan dunia akhirat. Covid-19 termasuk perusakan secara batin menghancurkan dunia akhirat. berbagai macam upaya dilakukan para ahli medis namun tak kunjung reda, justru jumlah korban positif corona semakin meningkat.

     Menghadapi Covid-19 ini umat muslim diminta untuk senantiasa menyucikan diri dengan cara berwudhu sehingga virus ini tidak mampu menembus penyebaran secara signifikan. Juga dalam mengkonsumsi makanan harus berdasarkan syariat islam. Kendati demikian, umat muslim senantiasa mengkonsumsi makanan yang teruji halal, seperti hewan tidak berbisa (ayam) berdasarkan syariat islam. Di samping itu, anjuran membasuh dua tangan setiap harinya merupakan bagian dari tata cara berwudhu. Artinya, berwudhu dapat mencegah meminimalisir terjangkit Covid-19.

     Umat islam bukan berarti kebal terhadap Covid-19 hanya saja memiliki daya tahan tubuh kuat semata-mata disebabkan oleh sentuhan air bekas wudhu. Oleh karenanya penulis mengajak seluruh umat islam selalu berwudhu. Sebab virus ini sangat berbahaya akan tetapi kita tidak perlu takut meskipun menimbulkan kerugian besar sehingga layak dihindari. Juga tindakan meremehkan akan berpotensi kerugian yang datang melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Berbagai upaya preventif telah dilakukan salah satunya ikhtiar batin yang senantiasa menjaga kebersihan lewat wudhu.

     Tujuan disyariatkannya wudhu ini adalah untuk membersihkan segala kotoran najis dan hadas. Menurut Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim dalam kitabnya Fiqh at-thaharah, najis dan hadas itu adalah kotoran manusia (tinja), air kencing, darah haid, kotoran hewan yang tidak dimakan dagingnya,  air liur anjing dan hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya.

     Di samping itu, berwudhu juga bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani. penelitian membuktikan bahwa wudhu mengandung manfaat yang besar bagi kesehatan karena mampu merangsang dan menstimulus energi dalam tubuh serta melancarkan peredaran darah.

     Menilik persoalan Virus corona atau Covid-19 jangan lah takut sebab yang ditakuti hanyalah Allah. Sesuai dengan sabda Rasulullah "Abu Hurairah radliallahu'anhu berkata ; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 'Tidak ada 'adwa (meyakini bahwa penyakit tersebut tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan tidak ada shafar (menjadikan bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah (rengkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis pada hewan).' Lalu seorang Arab Badui berkata ; "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan unta yang ada di pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 'Siapakah yang menulari yang pertama'." (HR. al-Bukhari). Artinya hadits di atas menjelaskan bahwa hanya Allah yang menentukan sakit tidaknya seseorang.