SELAMAT DATANG DIBLOG RESMI HMI KOMISARIAT HUKUM UIR, TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI...!!!

Selasa, 31 Oktober 2017

Adat Bersendikan Syara’, Syara’ Bersendikan Kitabullah

 Kategori : Tulisan 
 Penulis : Evi Yanti 

Evi Yanti, Sosok Dibalik Akun Instagram HmI Hukum UIR

Hukum itu hadir sesuai dengan zaman dan kondisi nya, melihat fakta dan realita yang terjadi. Pada zaman dahulu di daerah Sumatera barat tepatnya Minang kabau, Minang Kabau adalah salah satu suku yang begitu kuat dalam hal adat istiadat. Tak di ragukan lagi, namun begitulah realita yang terjadi. Meski zaman now tahun 2017, Namun adat istiadat dalam suku Minang Kabau masih tetap di berlakukan hingga kini. Luar biasa!!!

Pada masyarakat Minang Kabau adalah masyarakat yang menarik garis keturunan dari pihak ibu. Kenapa harus dari pihak ibu??? karena masyarakat Minang kabau menganggap bahwa perempuan adalah makhluk luar biasa yang Allah ciptakan, di mulai dari perempuan adalah yang mengandung anak, melahirkan, merawat dan membesarkan anak – anak. Segala bentuk kegiatan bisa dilakukan oleh laki-laki namun ada hal-hal yang tidak bisa di lakukan oleh laki-laki yakni Mengandung (hamil) dan melahirkan yang tak bisa di lakukan oleh kaum laki-laki. Berangkat dari opini tersebut sehingga suku Minang kabau menarik garis keturunan dari pihak Ibu, yang populer dengan istilah Masyarakat Matrilineal.

Berbeda dengan masyarakat patrilineal dan parental. pada dasarnya masyarakat patrilineal adalah masyarakat yang menarik garis keturunan dari pihak bapak (Laki-laki). Dan juga masyarak Parental yang menarik garis keturunan dari pihak ayah (laki-laki) dan ibu (perempuan).

Pada masyarakat Matrilineal di kenal istilah perkawinan Semenda. Perkawinan semenda dalam pembagiannya di kenal beberapa jenis.

1. Semenda bertandang
Dalam perkawinan semenda bertandang, laki-laki hanya lah sebagai tamu di rumah istri yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan istri. Dan hanya datang di malam hari lalu pagi hari suami tersebut akan pulang dan tidak bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan hidup istri dan anak anak. Namun laki-laki tersebut akan bertanggung jawab kepada keluarganya, bertanggung jawab kepada saudara-saudara nya yang perempuan serta anak-anak dari saudaranya yang perempuan atau yang di sebut dengan kemenakan.

2. Semenda Menetap
Dalam perkawinan ini suami yang matri lokal (menetap) di kediaman istri. Faktanya dalam perkawinan semenda yang mengikuti istri adalah suami,  bukan istri yang mengikuti suami. Dengan demikian dalam perkawinan ini suami menetap di kediaman keluarga kerabat istri. Dan suami telah bertanggung jawab dengan kehidupan istri. Berbeda pada perkawinan semenda bertandang. Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh dari agama. Karena dalam agama islam suami itu wajib memberikan nafkah kepada istri, sehingga lambat laun dan dengan pengaruh agama islam perkawinan semenda bertandang yang dahulu laki-laki hanya sekedar bertamu kekediaman istri kini telah berubah. inilah yang di istilahkan dengan adat bersendikan syara, syara bersendika kitabullah.

3. Perkawinan Semenda Bebas
Dalam perkawinan Semenda bebas antara laki-laki (suami dan istri) keluar dari wilayah kediaman istri. Suami dan istri tersebut hidup di luar wilayah kerabat istri yang bisa dikatan bebas ataupun mandiri.

Dalam perkembangannya masyarakat matrilineal banyak mengalami perubahan yang sangat signifkant, di bandingkan dengan masyarakat Patrilineal dan parental. Terbukti dengan segala perubahan-perubahan yang mendasar dalam setiap jenis perkawinan.

Bukti kongkritnya adalah di mulai dari perkawinan semenda bertandang yang Kaum laki-laki hanya sekedar bertamu di kedemian perempuan lalu pulang kembali dan tak bertanggung jawab terhadap istri serta anak – anak. Namun seiring dengan berjalannya waktu mindset berfikir masyarakat minang Kabau berubah dengan hadirnya agama Islam sehingga membuat pola pikir masyarakat berubah. perubahan berfikir tersebut tak serta merta dengan tanpa adanya sebab yang jelas. Sebab yang kongkrit adalah karena hadirnya agama islam sehingga melatar belakangi perubahan tersebut.

Kaum laki-laki pada perkawinan semenda bertandang hanya lah sebagai tamu. Tak lebih dari itu. Mengapa demikian??? karena kaum laki laki hanya lah datang di kediaman istri lalu pulang di pagi hari dan berkerja untuk dirinya, ibunya, dan kelurga serta untuk saudara-saudara perempuan serta bertanggung jawab penuh terhadap anak-anak yang di lahirkan oleh saudara – saudaranya yang perempuan.

Menurut hemat para kaum masyarakat Patrilineal mungkin menganggap bahwa laki laki adalah kaum lemah yang tak berdaya yang hanya di jadikan sebagai subjek untuk memperbanyak keturunan perempuan (Istri).

Menurut hemat penulis saja yang berasal dari masyarakat parental, bahwa dalam masyarakat matrilineal laki-laki tidak memiliki marwah di mata seorang perempuan, namun ternyata itu hanya berlaku dulu saat belum hadir agama islam dalam peradaban masyarakat Matrilineal. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu itu semua berubah dengan hadirnya sosok agama islam. Dalam Al qur’an telah di sebutkan dengan jelas dalam surah At Tahrim ayat 6 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan ahli keluargamu dari api neraka”.

Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa kewajiban bagi seseorang laiki-laki untuk menjaga keluarganya dan dalam ayat tersebut jelas di tujukan untuk laki-laki bukan untuk perempuan.

Berikut penulis paparkan tentang hadist kewajiban suami bertanggung jawab terhadap istri. Dari Ibnu Umar Nabi SAW bahwa baginda bersabda “ tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang di pimpinnya dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam mengurusi ahli keluarganya ia bertanggung jawab atas yang di pimpinnya. seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab atas keluarganya. Seoarang hamba adalah pemimpin dalam mengurus harta tuannya, ia bertanggung jawab atas peliharaannya. Seoarang laki-laki adalah pemimpin dalam menguruisi harta ayahnya, ia brertanggung jawab atas peliharaannya . jadi setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap kamu harus bertanggung jawab atas yang di pimpinnya (muttaq’alaih).

Sangat jelas dan kongkrit bukan di dalam al Qur’an telah di jelaskan secara gamblang dan tegas bahwa setiap laki-laki harus bertanggung jawab terhadap keluarga.

Kehadiran agama islam merupakan Nafas baru bagi kaum Masyarakat Matrilineal, meskipun tak serta merta setelah hadirnya islam menjadi berubah kedudukan laki-laki menjadi serupa dengan kedudukan istri.

Kaum prempuan daam masyarakat matrilineal tetaplah di anggap istimewa, bukan karena serta merta perempuan yang bisa mengandung dari keturunan bagi masyarakat matrilineal namun dari segi harta, dalam masyarakat matrilineal perempuan lah yang menjaganya di mulai dari harta pusako tinggi dan harta-harta lain. Mengapa demikian dan ini lantas tak berubah seperti dengan kedudukan laki-laki? Jelas saja karena seperti yang tertuang dalam hadist diatas bahwa perempuan / seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab atas keluarganya. Kalimat dalam hadist ini memang sederhana namun bila di artikan secara luas akan menghasilkan makna yang luas pula.

Inilah paparan mengenai Adat bersendikan syara’ syara’ bersendikan kitabullah. Perubahan yang sangat signifikan dalam masyarakat Matrilineal di dasarkan oleh Hukum agama islam sesuai dengan istilah Adat bersendikan Syara’. Lalu Syara bersendikan kitabullah adalah Sesuatu yang berada dalam Syara’ atau syariah semuanya isinya sesuai atau merujuk pada ketentuan yang telah ada di dalam Al Qur’an.

Semoga adat istiadat yang positif akan selalu eksis meski zaman Now tidak lagi sama dengan zaman dahulu. Kini masyarakat banyak di sibukkan dengan digital yang sangat mudah memberikan pengaruh dan mendapatkan pengaruh-engaruh kebudayaan barat. Semoga Adat yang telah ada saat zaman dahulu tetap eksis sampai pada generasi – generasi penerus nantinya.
Matur Nuwun. . .!!! EY -

Minggu, 29 Oktober 2017

IBU ADALAH MADRASAH PERTAMA BAGI ANAK - ANAK

 Kategori : Tulisan 
 Penulis : Evi Yanti 

Evi Yanti, Salah satu Kohati Paling Berpengaruh di HmI Hukum UIR

Setiap orang tua Pasti menginginkan anak - anaknya menjadi anak yang enak kala di pandang dan menjadi anak - anak yang Rahmatan Lil alamin.

Untuk menjadi kan anak yang sedemikian, tentu melalui proses yang sangat panjang dan semuanya butuh persiapan yang matang. Pokok utama dalam mempersiapkan keluarga hebat harus di persiapkan sejak dini, mengingat kini zaman tak lagi sama dengan beberapa tahun di masa silam, zaman Now ( istilah sekarang ) adalah zaman digital yang dipenuhi dengan Gadget dimana - mana. Di mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bapak-bapak, emak-emak dan juga sampai kepada kakek dan nenek semuanya memainkan gadget, kalau tak memainkan gadget di sangkanya ada sesuatu yang kurang dan tak mengikuti perkembangan zaman. Zaman Now memang sangat jauh berbeda dengan beberapa tahun belakangan di masa lampau.

        Anak akan di bawa kearah mana??? itu semua bergantung kepada keluarganya dan pokok utamanya berada pada Ibunya. Bukan bergantung apa sekolahnya, dimana sekolahnya, dimana lingkungannya, apa makanannya dan kawannya siapa dan masih banyak lagi. Kunci kesuksesan pertama dan keberhasilan anak ada pada keluarga!!! yang terpenting adalah IBUNYA.

        Zaman now, Ibu Ibu atau yang lebih keren di sebut emak - emak banyak yang menjadi wonderfull women. Menjadi wonderfull women mungkin menjadi impian bagi kebanyakan wanita. Tapi bisakah??? wonderfull women itu ada 3 point penting yang menjadi karakteristiknya :
  1. Anak sukses dan berhasil
  2. Di cintai dan di sayangi oleh suami
  3. Di elu elu kan oleh masyarakat.
    Bisakah semuanya berhasil dengan waktu yang beriringan??? mungkin bisa tapi tak dengan perhitungan yang 100 % dan yang lebih kongkrit adalah tak akan berhasil dengan satu waktu, pasti salah satu nya ada yang gagal. Percaya atau tidak tapi inilah kenyataannya.

      Ibu merupakan Madrasah pertama bagi anak anak, dengan demikianlah makanya seorang perempuan harus berpendidikan tinggi, berpendidikan tingginya seorang perempuan bukan untuk bermaksud untuk menyatarakan gender terhadap kaum laki-laki, tapi untuk mempersiapkan diri sejak dini untuk mendidik anak-anak di masa yang akan datang.

        Intelligence quotient atau yang di sering di sebut dengan istilah IQ, adalah sebuah istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan menggunakan bahasa dan belajar. IQ anak timur tengah tak lagi di ragukan lagi, dengan Indonesia jauh berbeda. Jangankan dengan Indonesia yang posisinya adalah negara yang masih berkembang dengan Amerika saja negara yang sudah maju, Amerika masih kalah prihal IQ. Mengapa demikian??? ternyata pola pikir dan pola prilaku ibu - ibu daerah Timur Tengah dengan Indonesia bahkan Amerika berbeda.

        Ibu - ibu di Timur tengah akan melakukan segala kegiatan seperti, menari, menyanyi, mengaji, memasak dan mengikuti banyak kegiatan di saat mengandung / hamil dan untuk suami-suami tak akan merokok di dalam rumah bila istri-istri nya sudah hamil. Dengan tujuan memberikan kehidupan dan berupaya memberikan kehidupan terbaik untuk calon bayi.

Di saat usia kehamilan 3 minggu, ALLAH SWT telah meletakkan titik fokus keberadaan otak pada Anak, dan dengan seiring berjalannya waktu otak pada calon anak akan berkembang hingga mencapai 80 %. Masyaa allah sungguh luar biasa kuasa Allah. Setelah anak lahir dari usia O – 2 tahun dengan segala proses kehidupan maka otak anak akan berkembang hingga 100 %.

         Otak anak akan berkembang di 1000 hari kehidupan, di sinilah peran terbesar sosok seorang ibu, bukan sosok seorang pengasuh profesional, sosok nenek / kakek dan juga sosok pembantu. Di sinilah peran seorang ibu dalam mendidik dan merawat serta membesarkan anak. Karena anak akan di bawa kemana itu berada di tangan Ibu dan keluarga yang hebat.

           Cara mendidik anak harus dilakukan sejak dini, point pertama yang meski di tanamkan dalam proses mendidik anak adalah tentang Tauhid ( Tuhan ). Anak harus di doktrin jika segala sesuatu yang bisa didapatkan di kehidupan sehari hari adalah karena Allah bukan karena kehebatan orang tua, kehebatan ayah, ibu dan keluarga lain.

            Suksesnya anak bergantung pada ibunya. Lihatlah Presiden - Presiden Indonesia di mulai dari Soekarno berasal dari keluarga sederhana. Mengapa bisa menjadi presiden itu semua adalah peran orang tua dan keluarga namun kunci pertama berada di tangan ibunya.

Teruntuk calon - calon orang tua terutama calon –calon ibu berpendidikan lah setinggi mungkin karena di tangan mu nantilah akan lahir sosok – sosok generasi penerus yang akan kemungkinan sukses dan kemungkinan biasa - biasa saja. Semuanya bergantung pada tangan dan kecerdasan ibu – ibu. Menjadi wonderfull women boleh saja karena zaman now memang begitu adanya namun menjadi ibu rumah tangga yang mengasuh anak - anak juga merupakan hal istimewa yang tak harus di pandang miring dan tak bergengsi.
           
Berpendidikan lah untuk mengasuh anak anak. Dan bila tiba masanya didiklah anak - anak agar menjadi anak yang enak kala di pandang dan anak anak yang rahmatan Lil alamin. Thank you so much.